Teknologi baru tidak selalu mendatangkan minat yang besar dari pasar. Begitu pula dengan produk elektronik. Setelah kesuksesan Avatar, film blockbuster 3D pertama yang laris di pasaran,  konsumen produk elektronik, pelanggan TV berbayar, programmer meningkat secara pesat. Pengalaman menonton  grafik 3D film di bioskop membuat banyak orang merasa takjub. Peluang ini pun tidak disia-siakan para produsen dengan membuat TV 3D.

Sayangnya, hal tersebut tidak mampu bertahan lama dikarenakan sulitnya menjaga konsistensi pengalaman menonton 3D.  Terlebih lagi ketika di rumah, dimana para konsumen sering menonton sambil bermain smartphone. Sulit melakukan hal tersebut sambil memakai kacamata khusus dan mencari posisi yang sesuai untuk bersantai di sofa.

Loading...

Setelah berusaha bersaing di pasaran selama tujuh tahun belakangan, akhirnya tahun ini, dua produsen terakhir TV 3D, LG dan Samsung memutuskan untuk menghentikan produksinya. Bahkan produk-produk terbaru mereka seperti OLED TV juga tidak akan mendukung format tayangan 3D. Keputusan tersebut akhirnya menyusul jejak produsen lain seperti Vizio, Sharp dan TCL yang telah lebih dulu menghapus teknologi 3D dari produknya.

“Kapabilitas 3D tidak pernah mencakup secara universal di industri untuk rumah tangga dan itu juga bukan faktor kunci ketika memilih TV baru,” ujar Tim Allessi, Direktur pengembangan produk baru LG kepada CNET.” Riset proses pembelian menunjukkan bahwa hal tersebut bukanlah pertimbangan utama ketika membeli dan informasi anekdotal mengindikasikan bahwa penggunaan sesungguhnya tidak tinggi. Kami memutuskan untuk meninggalkan dukungan 3D di tahun 2017 untuk lebih fokus pada kapabilitas baru seperti HDR, yang memiliki daya tarik yang lebih universal.”

Melihat faktor-faktor tersebut, tentu melanjutkan produksi teknologi tersebut bukanlah hal yang menguntungkan. Berikut beberapa alasan lain yang dilansir dari businessinsider.co.id mengenai mengapa TV 3D akan sulit bertahan:

  • Tidak memiliki cukup banyak konten untuk ditayangkan. DirectTV dan ESPN berhenti menayangkan konten 3D sejak tahun 2013
  • Kacamata 3D tidak nyaman dan mengganggu ketika digunakan.
  • Teknologi TV 2D dan 3D sama bagusnya sehingga ketika tidak ada konten 3D makan akan sama saja.
  • TV 3D membutuhkan kalibrasi yang hati-hati, jika tidak dapat menyebabkan mata mudah sakit ketika menonton
  • TV 3D mungkin hanya sebagai sebuah gimmick, yang belum tentu sebenarnya membuat kita merasa kagum dan takjub dengan kecanggihannya.

null

Loading...