Film Happy Death Day pertama yang dirilis pada bulan Oktober 2017 sukses besar dengan mendulang 125.5 juta dollar di seluruh dunia dengan budget yang hanya 4.8 juta dollar saja. Kesuksesannya berkat plot uniknya yang seperti gabungan film Groundhog Day dan Scream. Tidak banyak yang menduga kalau akan ada sekuelnya, karena film pertamanya sendiri sudah jelas penyelesaiannya, tidak ada open ending. Sutradara Christopher Landon yang juga menyutradarai film keduanya ini, juga mengatakan kalau awalnya dia tidak merencanakan akan ada sekuelnya, baru pada masa post-production dia sempat berpikiran ke arah sana.

Tree Gelbman (Jessica Rothe) mengira kalau “kutukan” 24 jamnya / time loop-nya sudah berakhir dan sekarang teman sekamar dari Carter Davis (Israel Broussard) yaitu Ryan Phan (Phi Vu) yang terkena kejadian itu. Ternyata tidak, Tree kembali mengalaminya dikarenakan alat percobaan penelitian kuliah dari Ryan Phan dan kedua temannya yang dinamakan Sisyphus Quantum Cooling Reactor (SISSY).

Loading...

Tree kembali terjebak pada tanggal 18 September, tanggal dan waktu yang persis sama dengan apa yang terjadi pada film pertama. Tetapi keadaannya sedikit berbeda. Ibu dari Tree masih hidup, temannya Lori juga tidak berniat membunuhnya. Namun sayangnya, Carter ternyata berpacaran dengan Danielle, teman yang dibenci olehnya. Tree harus berjuang untuk memecahkan algoritma rumit dari alat SISSY yang masih dalam tahap development dan dia juga harus memilih untuk tetap tinggal pada time paradox atau kembali kepada kehidupannya / timeline sebenarnya.

Jika pada film pertama plot film terasa sederhana, repetitif dan sedikit demi sedikit membangun puzzle supaya menebak siapa pembunuhnya / whodunit. Pada film kedua ini plot film lebih rumit, masih terasa repetitif tetapi plotnya jauh lebih berkembang dari sekadar time loop dan yang paling membedakan adalah penonton tidak lagi dihadapkan kepada whodunit, tetapi bagaimana Tree bisa menyempurnakan proyek SISSY tersebut dan memilih seperti apa kelak kehidupan yang ingin dia jalani. Hal ini membuat Happy Death Day 2U tidak lagi seperti merupakan gabungan film Groundhog Day dengan Scream, melainkan gabungan film Groundhog Day dan  Back to the Future, khususnya yang Part II. Plot yang jauh lebih banyak dan rumit ini juga membuat Happy Death Day 2U menjadi lebih berantakan dan seperti tidak fokus.

Kadar thriller ataupun slasher yang dahulu sangat kuat pada film pertama, kali ini jauh lebih berkurang dan mengakibatkan minim ketegangan. Tone film ini pun berubah lebih ke arah film sci-fi comedy. Harus diakui memang walau ketegangan jauh lebih berkurang, tetapi kadar komedinya sungguh-sungguh lucu dan beberapa adegan bisa membuat tertawa terbahak-bahak. Christopher Landon ingin membuat Happy Death Day 2U menjadi film yang campy in a good way. Komedi-komedi kocak timbul saat bagaimana Tree yang kurang pandai dalam hal algoritma sehingga mau tidak mau harus belajar mati-matian tentang itu. Situasi komedi juga muncul saat Ryan Phan dan teman-temannya harus berjuang membantu Tree sekaligus menghadapi rektor universitas yang berusaha menutup proyek SISSY ini. Pujian terbesar patut diberikan kepada Phi Vu yang memerankan Ryan Phan yang pada film pertama seperti tempelan saja, kali ini dia memberikan performa comic relief yang menimbulkan tawa kencang. Kemudian yang paling unik sekaligus lucu adalah berbagai aksi “bunuh diri” ala Final Destination dengan balutan lagu berjudul “Hard Times” dari Paramore, yang dilakukan oleh Tree yang seakan tidak rela jika meninggal dibunuh.

Happy Death Day 2U kali ini lebih mengena dan menyentuh di hati berkat hubungan antara Tree dan ibunya. Penonton dapat melihat bagaimana kasih sayang tulus antara ibu dengan anak dan juga ayah dari Tree. Agak disayangkan seharusnya sisi ini yang dapat lebih dieksplor oleh Happy Death Day 2U dan sebenarnya Happy Death Day 2U bisa ditutup dengan manis saat bagian ini. Namun ada sebuah twist / turning point lainnya yang menyebabkan film ini seperti ada 2 klimaks.

Pujian terbesar tentu disematkan kepada Jessica Rothe yang sekilas sangat mirip dengan Blake Lively ini. Dia kembali memperlihatkan kualitas aktingnya saat kegigihannya untuk melawan pembunuhnya itu, bagaimana dia berusaha keluar dari time loop, performa komediknya dan terlebih kini karakternya lebih peduli dengan teman-teman, orangtua hingga love interest-nya itu.

Kesimpulan Akhir:

Lebih seru, menyentuh hati, menghibur dan terlebih jauh lebih lucu dari film pertamanya. Namun karena terlalu banyaknya plot sehingga menyebabkan film ini menjadi lebih berantakan dan lebih terburu-buru dari film pertama. Happy Death Day 2U juga seperti memiliki 2 klimaks, yang seharusnya bisa diselesaikan pada klimaks pertama agar tercipta momen yang lebih manis dan menyentuh hati. Satu hal lagi, akibat terlalu banyaknya komedi, sehingga mengakibatkan minimnya tensi ketegangan.

P.S. Jangan beranjak dahulu dari tempat duduk bioskop karena ada sebuah mid-credit scene yang seperti memberikan klu akan adanya film selanjutnya.

Loading...

Review Film Happy Death Day 2U (2019) - Komedi Slasher nan Menghibur yang Bernuansa Film Groundhog Day dan Back to the Future
7.5Overall Score
Reader Rating 3 Votes
8.0