Pengabdi Setan kembali menorehkan kesuksesannya sebagai film berkualitas. Setelah memborong beberapa ajang penghargaan dari dalam negeri, kali ini film yang disutradarai oleh Joko Anwar tersebut menorehkan prestasi pada ajang internasional. Tidak tanggung-tanggung, Pengabdi Setan meraih penghargaan tertinggi, Film Terbaik pada festival film horor internasional, Overlook Film Festival 2018 yang diadakan di Amerika Serikat.
Kabar gembira tersebut pun langsung disampaikan oleh Joko Anwar lewat akun instagramnya. Ia menuliskan bahwa film horor arahannya tersebut sukses mengalahkan beberapa film horor keren seperti Hereditary, Don’t Leave Home, dan Upgrade.
Akun Twitter dari ajang festival yang baru berlangsung dua tahun sendiri tersebut menyebut bahwa Pengabdi Setan merupakan kembalinya kengerian ke thriller supranatural tahun 70-an, yang dikemas dengan penuh jump scares dan gambar yang ikonik.
✨?From Indonesia, director Joko Anwar brings you SATAN’S SLAVES! TODAY’s your FINAL chance to see it @ #OverlookFilmFestival ?A chilling throwback to 70s supernatural thrillers, packed to the brim with jump scares and iconic imagery?| Le Petit, 5:45 PMhttps://t.co/cyaWR1Aexr pic.twitter.com/xMfum7d7K8
— Overlook Film Fest (@TheOverlookFest) April 22, 2018
Merupakan film Indonesia terlaris pada tahun 2017, Pengabdi Setan telah meraih berbagai penghargaan dalam negeri seperti 7 Piala Citra pada ajang FFI 2017 termasuk Sutradara Terbaik. Tak hanya meraih respon positif, film ini juga sukses mendominasi ajang Indonesian Box Office Movie 2018.
Selain itu, film yang dibintangi Tara Basro ini juga mendapat kehormatan dengan ditayangkan di 42 negara termasuk Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa. Tak hanya itu, di negeri tetangga Malaysia, Pengabdi Setan sukses menduduki puncak box office negara tersebut pada saat penayangannya.
Berkisah tentang keluarga yang mengalami kejadian aneh setelah kepergian ibu (Ayu Laksmi) yang telah sakit parah selama 3 tahun, Pengabdi Setan merupakan reboot dari film horor terbaik Indonesia berjudul sama karya Sisworo Gautama Putra yang rilis pada tahun 1980.