Sejak hadir di Indonesia awal September lalu, Disney+ Hotstar menyuguhkan pada para pelanggannya rilis eksklusif film Indonesia di setiap Jumat. Film drama berjudul Bidadari Mencari Sayap pun membuka rangkaian rilis terbaru bulan ini setelah diluncurkan melalui streaming platform tersebut pada Jumat (2/10).

Merupakan kolaborasi dari dua rumah produksi—MD Pictures dan Citra Sinema—Bidadari Mencari Sayap dinaungi oleh aktor legendaris Deddy Mizwar sebagai produser eksekutifnya. Sementara itu, duduk di bangku sutradara adalah Aria Kusumadewa yang juga menulis secara solo naskah karya orisinalnya ini.

Loading...

Di jajaran pemeran utama, Bidadari Mencari Sayap menampilkan kembali Leony VH setelah satu dekade absennya sang aktris dari layar lebar. Ia beradu akting dengan aktor Rizki Hanggono dalam peran mereka sebagai pasangan suami istri yang memiliki latar belakang berbeda. Selain keduanya, film ini juga dibintangi oleh Nano Riantiarno, Fransiskus Michael, Djenar Maesa Ayu, Deddy Mizwar, dan J. E. Sebastian.

 

Sinopsis

Angela (Leony) adalah wanita beretnis Tionghoa yang menikah dengan Reza (Rizki Hanggono), seorang pria keturunan Arab. Namun, bahkan setelah Angela berpindah agama dan pasangan itu telah memiliki seorang putra, rumah tangga Angela dan Reza kerap kali diwarnai konflik. Ketegangan di antara mereka diperparah oleh sikap sinis ayah Angela pada Reza serta keluarga Reza yang di sisi lain juga masih tak sepenuhnya bisa menerima Angela.

 

Review

Terus terang, melihat poster Bidadari Mencari Sayap yang melankolis membuat saya yang saat itu belum membaca sinopsis film ini menduga bahwa kisahnya mungkin mengambil konsep klise seperti perjuangan seseorang melawan penyakit kronis atau semacamnya. Hanya berpijak dari poster dan judulnya, saya tak mengira film ini justru mengangkat tentang kompleksitas pernikahan antaretnis.

Setelah mengetahui premis yang ditawarkan oleh Bidadari Mencari Sayap, saya mulai menumbuhkan ekspektasi positif. Temanya berani dan relatif belum banyak tereksplorasi dalam perfilman negeri multikultural ini.

Film ini dibuka dengan suasana semarak Imlek di suatu daerah pemukiman, sebelum bergeser menampilkan acara makan bersama sebuah keluarga di dalam rumah yang sederhana. Seorang anak kecil bernama Razak memanggil ibunya, Angela, yang berparas etnis Tionghoa dengan sapaan “Umi”.

Momen tak biasa ini segera terjawab lewat kehadiran sosok Reza yang bergabung bersama keluarga Angela nyaris seperti sosok liyan yang nampak berbeda. Reza yang merupakan keturunan Arab itu adalah suami Angela sekaligus ayah dari Razak. Begitu Reza hadir, ayah Angela yang biasa dipanggil Babah (Nano Riantiarno) oleh anak-anaknya itu mulai mengomentari etika Reza dalam menyambut keluarga Angela sebagai tamu di rumah mereka.

Ketegangan yang serupa terjadi ketika beberapa hari kemudian, keluarga besar Reza mengundang Angela untuk ikut makan malam bersama. Angela, yang untuk alasan medis tak disarankan mengenakan penutup kepala termasuk hijab, tersudut ketika ibu Reza menanyakan tentang alasan Angela tak mengenakan hijab.

Selain tekanan dari keluarga mereka, hari-hari Angela dan Reza juga dipenuhi adu argumen karena perbedaan prinsip keduanya dalam banyak hal. Pada puncaknya, segala konflik ini mengarah pada berpisahnya Angela dan Reza untuk sementara waktu. Jalinan peristiwa yang terjadi setelahnya lalu menyusun sebagian besar kisah film ini.

Naskah Bidadari Mencari Sayap kaya dengan refleksi yang menggugah kita untuk bernalar tentang realitas keberagaman di negeri ini. Meski agak terasa janggal dengan gaya bakunya (bahkan dalam konteks percakapan sehari-hari para tokoh), setiap dialognya menawarkan kebijaksanaan. Jika saja intensitasnya sedikit dikurangi, mungkin kesan preachy tak akan terasa begitu konsisten hadir.

Walaupun tak mendapat porsi yang banyak, Bidadari Mencari Sayap juga menyajikan satire sosial yang brilian. Sejujurnya, bagian favorit saya di film ini bahkan tak berkaitan dengan dinamika para tokoh utamanya. Saya justru sangat menikmati momen setiap kali Babah, Johan (Deddy Mizwar), dan Lae Boro (J.E. Sebastian) berada dalam satu adegan yang sama.

Tema relasi antar kelompok sosial, entah karena alasan apa, belum banyak dibicarakan lewat cara yang kritis dalam perfilman Indonesia. Dalam hal ini, Bidadari Mencari Sayap membuat saya bisa berkilas balik pada kualitas narasi yang mengesankan dalam film 3 Hati, Dua Dunia, Satu Cinta (2010) yang pada 2010 lalu berjaya di Festival Film Indonesia.

Sayangnya, narasi dengan potensi besar yang dimiliki Bidadari Mencari Sayap tidak mendapatkan eksekusi yang cukup optimal. Meski naskahnya solid dalam detail di setiap dialog, jalinan alurnya secara keseluruhan terasa ganjil dan seakan hanya terdiri dari konflik di sepanjang cerita. Film ini juga bisa diuntungkan jika beberapa dramatisasi yang kurang esensial dan hiperbolis disisihkan.

Setelah terlalu banyak perdebatan yang terjadi di antara Angela dan Reza, sulit melihat mereka sebagai representasi pasangan yang realistis. Kesan ini semakin teraksentuasi karena lemahnya chemistry di antara dua pemeran utamanya. Meskipun, klimaks film ini cukup emosional untuk membuat ingatan kita menyambangi singkat momen emas serupa dalam film Marriage Story (2019).

Sekali lagi, saya harus memberi salut pada Nano Riantiarno, yang menampilkan performa akting otentik dalam perannya sebagai Babah. Babah sendiri adalah karakter menarik yang interaksinya dengan Johan dan Lae Boro membawa pesan penting bahwa kita semua sesungguhnya punya kemampuan untuk hidup dalam harmoni.

 

Kesimpulan

Bidadari Mencari Sayap adalah film drama yang mengangkat kisah tentang pernikahan antaretnis, sebuah tema yang belum banyak tereksplorasi di perfilman negeri multikultural ini. Memiliki narasi yang potensial, film ini memuat refleksi penting tentang keberagaman. Jajaran para pemeran pendukung Bidadari Mencari Sayap, dengan Nano Riantiarno sebagai ujung tombak, menunjang esensi yang ingin disampaikan film ini dengan cara yang efektif.

 

Note: Gulir/scroll ke bawah untuk melihat rating penilaian film.

Loading...

Review Film Bidadari Mencari Sayap (Disney+ Hotstar, 2020) – Kisah Pernikahan Antaretnis dengan Narasi Potensial
7.5Overall Score
Reader Rating 0 Votes
0.0