Extraction menjadi salah satu film action terhangat yang baru saja dirilis oleh Netflix pada 24 April lalu. Film ini menyuguhkan penampilan Chris Hemsworth sebagai tentara bayaran mematikan yang tak kenal takut.

Film Extraction menjadi debut penyutradaraan dari Sam Hargrave. Sementara itu, naskah film ini ditulis oleh Joe Russo, salah satu dari Russo bersaudara, yang mengarahkan kedua seri film Avengers pada 2018 dan 2019 lalu.

Ini bukanlah kolaborasi pertama antara Hargrave dan Russo. Sebab, Hargrave sendiri sebelumnya merupakan koordinator stunt dalam sejumlah film produksi Marvel Cinematic Universe (MCU).

Loading...

Aktor asal Australia Chris Hemsworth, yang juga populer lewat perannya sebagai Thor di film-film MCU, memerankan tokoh sentral dalam Extraction. Sesuai dengan latar film ini, sebagian besar pemeran Extraction lain merupakan aktor India. Termasuk di antara para pemainnya yakni Rudhraksh Jaiswal, Randeep Hooda, Priyanshu Painyuli, Golshifteh Farahani, Pankaj Tripathi, Suraj Rikame, dan Shataf Figar.

Basis inspirasi Extraction berasal dari sebuah komik berjudul Ciudad yang ditulis oleh Russo bersaudara bersama tiga penulis lain. Proyek film ini awalnya berjudul Dhaka, dan sempat mengalami pergantian lagi, sebelum kemudian mengambil judul akhir Extraction.

 

Sinopsis

Tyler Rake adalah seorang mantan prajurit Angkatan Udara Australia yang kemudian beralih profesi sebagai tentara bayaran. Sebuah kenangan pahit di masa lalunya terus menghantui hidup Tyler, hingga membuatnya berpikir bahwa ia tak lagi punya alasan untuk takut mati. Misi terbaru Rake adalah menyelamatkan Ovi Mahajan Jr., seorang putra dari bandar narkoba besar di India, yang diculik oleh bandar narkoba di Bangladesh sekaligus rival bisnis ayah Ovi.

 

Review

Dalam debut arahan Hargrave ini, duet Hargrave dan Russo nampak berusaha keras untuk mewujudkan sebuah film action, yang—yah, sarat dengan aksi. Tetapi, sayangnya hanya sebatas itu saja. Keduanya seakan begitu terfokus dalam menampilkan sekuens demi sekuens bombastis, hingga menjadi abai dengan bangunan naratif film Extraction.

Sang pahlawan di film Extraction, Tyler Rake, menggambarkan sosok stereotipikal yang bahkan di tahun 2020 ini nampaknya masih menjadi favorit Hollywood dalam film-film bergenre aksi. Ia adalah seorang pria kulit putih dengan tubuh kekar dan kemampuan bertarung yang hebat.

Dari luar, Tyler adalah prajurit tangguh yang mematikan. Tetapi, di balik itu semua, masa lalu Tyler membuatnya menjadi sosok yang sebenarnya rapuh secara emosional.

Hargrave dan Russo tak repot-repot membuat perkembangan karakter Tyler menjadi lebih subtil. Di bagian awal film, Tyler tanpa ragu melompat dari tebing tinggi ke sebuah danau lalu merenung lama di dalam air. Ia juga seorang pemabuk berat. Tak sulit bagi penonton untuk mengenali Tyler seperti “cangkang kosong” yang tak akan berpikir dua kali untuk menerima misi bunuh diri sekalipun.

Namun, saat menjalankan misinya, sosok Ovi, yang menjadi debut aktor pendatang baru potensial Jaiswal, berhasil membawa “perubahan” pada diri Tyler. Kini, motivasi Tyler bukanlah semata soal uang, tetapi juga menyelamatkan kawan barunya itu.

Hemsworth, yang selama ini sukses membintangi film-film aksi dengan sentuhan komedi, tampil sangat baik sebagai karakter yang lebih muram dari jenis tokoh yang biasa ia perankan. Ia berhasil membuat standar klise maskulinitas di film bergenre action yang coba diikuti Extraction menjadi dapat ditolerir.

Chemistry di antara Hemsworth dan Jaiswal juga patut mendapat perhatian tersendiri. Dengan beberapa bumbu komedi di tengah momen sentimental mereka, interaksi keduanya menghibur lewat cara yang natural.

Sebenarnya, sebagian besar adegan aksi dalam Extraction sangat memuaskan. Film ini punya segala yang dicari oleh para penggemar film action, mulai dari ledakan, aksi kejar-kejaran, baku tembak, dan baku hantam dengan berbagai macam senjata.

Dalam setiap adu kekuatan tanpa senjata api, Hargrave menaruh perhatian yang besar dan cermat pada koreografi para pemain. Pengalaman Hargrave sebagai eksper di dunia stunt menjadi modal penting yang membuat adegan-adegan semacam ini berjalan sempurna.

Dari sisi teknis, Hargrave mencoba memformulasikan gaya penyutradaraannya sendiri, berupa long take, close shot, dan shaky camera pada setiap adegan perkelahian. Pilihan ini nyatanya berhasil memberi sensasi yang sedikit berbeda.

Dalam sebuah momen penyerangan, Hargrave justru mengambil sudut pandang dari seorang pasukan Amir Asif. Adegan ini membuat penonton justru berdebar menunggu serangan tak terduga dari Tyler dengan long take. Tak lama, teknik ini kembali dimanfaatkan oleh Hargrave untuk membuat penonton merasa seperti saksi mata dalam aksi Tyler dengan truk di jalanan kumuh kota Dhaka.

Menonton Extraction akan mengingatkan kita pada trik-trik pertarungan seru ala seri film John Wick, dengan gaya sinematik serupa interface dari video game seperti Call of Duty.

Sayangnya, berbagai detail dan kehebatan Extraction dalam sisi teknisnya ini tak memberi ruang pada esensi yang bisa membuat film ini terasa hidup. Porsi perhatian yang sama tidak dapat kita temukan pada alur dan karakter Extraction.

Sang antagonis utama, Amir Asif, yang diperankan oleh Painyuli adalah tipe khas bos “mafia” narkoba yang enggan mengotori tangannya untuk melakukan pekerjaan lapangan. Cukup mengecewakan karena dengan premis potensial tentang rivalitas bertahun-tahun di antara Asif dan Mahajan, konflik Extraction justru berkutat dengan persoalan sesederhana uang tebusan.

Di sisi lain, Karakter Nik Khan juga secara ganjil hanya menjadi “eye in the sky” bagi Tyler di hampir seluruh bagian film. Hal ini menciptakan frustasi lama pada film-film action yang muncul saat aksi one man show coba disodorkan pada penonton tanpa alasan yang kuat.

Tetapi, yang paling mengusik dari Extraction adalah tema white savior atau sang penyelamat kulit putih yang digunakan oleh film ini. Di tengah kebiadaban para prajurit suruhan Amir Asif, Hemsworth muncul sebagai penyelamat kulit putih. Kemampuan bertarungnya jauh lebih superior dibanding para penjahat berkulit gelap yang mencoba mencelakainya.

Seakan belum cukup, kita juga dibuat berempati karena di luar penampilannya yang tangguh, Tyler juga digambarkan memiliki moralitas yang tinggi. Mengutamakan keselamatan Ovi dibanding dirinya, ia menjadi sosok yang jelas akan dijadikan teladan oleh sang remaja polos itu.

Dalam salah satu adegan, Tyler terpaksa melawan dan bertarung dengan sekelompok anak-anak India di bawah umur yang merupakan kaki tangan Amir Asif. Saya hanya berusaha membayangkan, apabila film ini justru berlatar di Kanada atau Inggris, dengan anak-anak kecil kulit putih sebagai lawan Tyler, akankah adegan yang sama bisa kita temukan dalam Extraction?

 

Kesimpulan

Extraction adalah one man show yang sarat dengan variasi adegan-adegan menegangkan dan seru yang bisa memuaskan setiap penggemar genre action. Digarap oleh eksper stunt Sam Hargrave, film ini menyuguhkan laga dengan koreografi yang cermat dan dieksekusi dengan totalitas. Performa Hemsworth memberi kekuatan pada karakter Tyler yang mudah membangkitkan simpati.

Hargrave, yang nampak berusaha bermain aman dalam debutnya ini, sayangnya mengikuti sejumlah elemen klise dari film action seperti John Wick yang telah lebih dulu menuai kesuksesan. Narasi film Extraction juga bergantung pada tema stereotipikal penyelamat kulit putih yang telah begitu sering digunakan dalam film-film Hollywood.

 

Note: Gulir/scroll ke bawah untuk melihat rating penilaian film.

Loading...

Review Film Extraction (2020) – Chris Hemsworth dalam One Man Show yang Sarat Aksi, Namun Klise
7Overall Score
Reader Rating 1 Vote
7.7