Joon-woo (Yoo Ah-in) terbangun pukul 10 pagi di tempat tinggalnya yang sebuah apartemen besar. Apartemen miliknya bisa terbilang cukup mawah, apalagi jika melihat barang-barang elektronik yang dimilikinya. Drone yang canggih dan serangkaian komputer serta aksesorisnya yang terlihat sangat mahal cukup untuk memberitahu kalau Joon-woo adalah anak orang kaya yang mungkin hidupnya tidak terlalu independen.

Saat terbangun, orang tua dan saudarinya sedang keluar. Ibunya meninggalkan pesan untuk belanja kebutuhan sehari-hari, tetapi ia lebih memilih bermain “PUBG” di komputer miliknya bersama teman-temannya karena ia juga adalah streamer yang dikenal di dunia maya dengan nama “Monk Mori”.

Tengah bermain, ia mengetahui dari salah satu temannya kalau berita di TV memberitakan bahwa ada wabah yang menyerang warganya secara tiba-tiba. Panik, ia langsung mengecek ke luar jendela dan melihat di parkiran apartemen gerombolan orang yang panik dan berlari dari zombie yang rupanya sudah mencapai komplek apartemennya Joon-woo. Ia pun terlambat untuk kabur dan kini terperangkap di apartemen tanpa bahan makanan yang mencukupi dan bertahan hidup pun dimulai.

Loading...

Cho Il-hyung yang sebagai sutradara dan juga penulis naskah bersama Matt Naylor dengan cepat langsung masuk ke masalah tanpa basa-basi terlebih dahulu. Film baru berjalan beberapa menit saja, dengan cepat wabah zombie sudah menyerang dan Joon-woo (namanya selalu mengingatkan saya dengan sutradara Hong Kong John Woo) langsung terjun ke masalah saat film belum mencapai 10 menit.

#Alive memang adalah film zombie yang menarik karena tidak fokus dengan aksi cepat seperti film Train to Busan, melainkan sebuah film zombie yang berurusan secara langsung dengan tema kesendirian. Selama berhari-hari, Joon-woo harus bertahan hidup seorang diri karena jaringan internet yang sangat lemah seiring waktu berjalan.

Yoo Ah-in yang berperan sebagai Joon-woo memang bisa menangkap seorang karakter anak muda yang tidak bisa apa-apa namun dipaksakan harus bertahan hidup seorang diri. Rambutnya yang dicat warna pirang dan sifatnya yang pemalas membuat karakternya menjadi lebih nyata, menggambarkan anak muda pemalas yang eksis di dunia maya pada umumnya.

Ia pun juga merasakan penyesalan, terutama karena tidak berbelanja seperti yang disuruh ibunya. Di dalam apartemennya, ia hanya bisa mengandalkan sedikit sinyal internet yang diterimanya untuk mengunggah sebuah video ke internet untuk mengatakan kalau ia butuh bantuan. Apakah ada yang melihatnya atau tidak, ia tidak tahu. Ia hanya berharap bisa selamat bertahan.

Saat hanya ada Joon-woo di film, cerita film memang melambat, seperti menurun dari pembukanya yang meledak-ledak. Memang terkadang tensi film meningkat saat melihat adegan zombie menyerang, terutama saat ia melihat polisi wanita dikejar sekumpulan zombie di area parkir, namun sering kita hanya melihat Joon-woo yang mencoba berpikir apa yang akan dilakukannya.

Selama berhari-hari ia hanya bisa pasrah, dengan suatu hari mengambil alkohol milik ayahnya, meminta maaf kepada ayahnya terhadap fotonya, dan meminumnya. Saat hari di mana ia memutuskan menyerah kepada kehidupan, rupanya ada tetangga di apartemen seberang yang melihat Joon-woo lewat teropong miliknya.

Adalah Yoo-bin (Park Shin-hye), seorang wanita yang merupakan tetangga di seberang apartemen Joon-woo. Joon-woo tentu gembira dengan kehadiran manusia lainnya karena sudah lamanya ia tidak menjalin komunikasi dengan sesama manusia, dan tidak membutuhkan waktu lama baginya untuk menjalin persahabatan antar penyintas.

Karakter Yoo-bin yang diperankan aktris Park Shin-hye, yang dikenal lewat serial drama korea seperti You’re Beautiful, The Doctors dan Memories of the Alhambra, adalah seperti sebuah penyelamat tidak hanya untuk Joon-woo tetapi juga penyelamat film ini.

Sebelum Yoo-bin muncul, cerita film memang terasa tersendat karena hanya mengandalkan Joon-woo yang tidak berbuat banyak. Kehadiran Yoo-bin membuat film menjadi lebih dinamis, terutama karena betapa seru melihat keduanya berkomunikasi jarak jauh, mencoba saling memberikan makan satu dengan lainnya. Yoo-bin memberikan ramen, dan Joon-woo memberikan Nutella.

Namun hal yang sedikit mengganjil adalah fakta bahwa pada satu adegan Joon-woo dan Yoo-bin bisa berlari di parkiran dan menghindar sekumpulan zombie yang agresif hanya dengan tongkat golf dan kapak buatan Yoo-bin. Keduanya bukanlah petarung, namun keduanya dapat dengan gesit memukul dan mengelak terjangan para zombie. Jika mereka, dua anak muda yang terlihat tidak pernah terlibat pertarungan, saja bisa, berarti orang lain juga bisa termasuk polisi wanita tadi.

Meski begitu #Alive tetap adalah sebuah film zombie thriller yang cukup seru dan berbeda dari film dengan genre yang serupa dan menambah daftar film zombie produksi Korea Selatan. Tema kesendirian yang diusung film ini juga relevan dengan kondisi dunia saat ini, di mana orang-orang terkurung di dalam rumah karena pandemi yang sedang berlangsung.

Loading...

Review Film #Alive (Korea, 2020) - Kesendirian dalam Wabah Zombie
7Overall Score
Reader Rating 2 Votes
9.0