Menghibur, lucu dengan nuansa nostalgia yang kental
8Overall Score

Teringat jelas dipikiran gw saat masih kecil, saat pulang sekolah atau liburan sekolah, salah satu hiburan terbaik stasiun tv saat itu adalah film-film Warkop yang tentunya sangat kocak dan menghibur. Setelah mendengar akan dibuat remakenya, tentu saja menjadi semangat untuk menunggu setelah sekian lama Warkop DKI sudah tidak ada, walaupun dulu sempat ada serial tvnya yang tentu tidak bisa menandingi film-film lawasnya tersebut.

Terasa sekali pada Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1 nuansa nostalgia sangat kental. Dongkrak Antik, Maju Kena Mundur Kena, Setan Kredit, hingga Umpatan-Umpatan khas Warkop (Brontosaurus, Kadal Bintit, dll) yang terasa segar untuk diulang kembali. Opening scene, tone, gaya bercerita, musik juga membuat seakan-akan terasa kembali ke zaman 80-90 an tersebut.

Gw sendiri paling suka dengan karakter Dono, walaupun dia terkesan kurang pintar, lugu, tidak berpikir panjang, ceroboh, tetapi dibalik itu dia memiliki hati yang baik dan seringkali kecerdikan di saat-saat yang tidak terduga menyelamatkan teman-temannya. Namun sayang disini karakter Dono kurang terlihat kecerdikannya seperti pada film-film terdahulu. Walau begitu akting Abimana Aryasatya patut diacungi jempol, dari gerak-gerik tubuh dan fisiknya pun mengingatkan jelas kepada Dono.

Loading...

Vino G Bastian lah yang nyaris sempurna dalam memerankan Kasino. Kasino seperti bangkit kembali dari kubur. Sayangnya akting Tora Sudiro yang paling lemah diantara mereka bertiga, dia seperti kebingungan dan terasa tertekan dengan Indro Warkop yang sering sekali tampil sebagai selingan yang kurang perlu. Sungguh sayang, sebagai anggota Warkop yang masih ada, tapi tidak bisa dimaksimalkan kehadirannya. Malah Tarzan yang berperan sebagai Pamannya Dono lah yang menjadi scene stealer.

Warkop DKI tidak lepas dari sajian wanita-wanita seksi yang dulunya juga seringkali diperlihatkan kemolekan tubuh wanita yang berbalut pakaian minim hingga pakaian renang. Tidak terkecuali pada film ini. Hannah Al Rasyid dan Nikita Mirzani lah yang didaulat dan sukses memerankan tersebut. Hannah Al Rasyid selain menjadi anggota C.H.I.P.S (Sebuah nostalgia juga di tahun 1982) yang berpenampilan menarik, tetapi juga dapat beradu akting yang baik dengan para aktor-aktor lainnya.

Humor yang ditampilkan menurut gw lebih banyak lucu-lucunya daripada miss-nya. Memang ada beberapa humor yang terlalu slapstick dan terkesan maksa. Apalagi ada special effect dan slow motion yang sama sekali tidak perlu tersebut. Selain humor, kritik sosialnya sungguh mengena, bahkan terdapat kritik sosial terhadap Pokemon Go yang sedang marak saat itu.

Mengenai plot dasar memang terasa ringan dan ceritanya terkesan kurang rapi karena cukup banyak subplot-subplot yang tersedia yang selalu disisipi oleh humor yang tidak berkesudahan. Tapi walaupun begitu, pace, keseruan jalan cerita, hingga teka teki penemuan harta karun yang juga menjadi khas dari film-film Warkop zaman dulu kala terasa sangat menarik untuk disimak, bahkan gw sampai tidak sadar, kalau filmnya sudah habis begitu saja dan harus dilanjutkan ke bagian keduanya.

Loading...