Film Tigertail yang dirilis pada 10 April 2020 lalu menjadi salah satu film produksi orisinal terbaru Netflix yang belakangan ini menuai banyak sambutan hangat dari publik. Film ini mengisahkan tentang pengalaman hidup asli seorang imigran asal Taiwan yang mengadu nasib di Amerika Serikat.

Sosok yang menjadi inspirasi bagi film ini adalah ayah dari Alan Yang sendiri, yang memegang kendali kreatif utama dalam film Tigertail. Alan Yang menjadi produser, penulis naskah, sekaligus sutradara di film yang berdurasi 91 menit ini.

Loading...

Meski ini bukanlah kali pertama ia memproduksi dan menulis naskah, Tigertail menjadi debut Yang mengarahkan sebuah film. Nama Yang mulai melambung setelah ia menerima Emmy Award untuk sejumlah serial televisi produksinya, Parks and Recreation serta Master of None.

Film Tigertail dibintangi oleh Tzi Ma yang berperan sebagai Pin-Jui, Hong Chi-Lee sebagai Pin-Jui muda, Fiona Fu sebagai Zhenzhen, Kunjue Li sebagai Zhenzhen muda, Christine Ko sebagai Angela, Joan Chen sebagai Yuan, Yo-Hsing Fang sebagai Yuan muda, Cindera Che sebagai Peijing, serta Yang Kuei-mei sebagai Minghua.

 

Sinopsis

Tigertail bersentral pada sosok Pin-Jui, seorang pria Taiwan yang pindah ke Amerika Serikat ketika ia masih muda. Demi memperbaiki hubungannya yang problematik dengan putri sulungnya, Pin-Jui pun berkilas balik tentang berbagai kejadian di masa lalunya pada sang anak.

Pin-Jui kecil dititipkan oleh sang ibu untuk tinggal bersama kakek dan neneknya. Beranjak remaja, Pin-Jui membuat pilihan berat untuk meninggalkan ibu dan kampung halamannya ke Amerika Serikat untuk memperbaiki nasib mereka.

Pin-Jui mengorbankan banyak hal untuk mewujudkan impiannya. Namun, kehidupan barunya di Amerika Serikat justru perlahan melenyapkan semangat masa muda dalam diri pria itu.

 

Review

Produksi orisinal dari Netflix maupun streaming platform lain seakan memberi ruang lebih luas bagi sineas untuk mengeksplorasi kreativitas mereka. Keberagaman sosial juga makin tercakup dengan baik lewat film-film semacam ini.

Menonton Tigertail mengingatkan saya bagaimana Netflix memungkinkan Alfonso Cuarón menciptakan Roma (2018), salah satu karya terbaik Cuarón sepanjang karirnya. Seperti Roma, Tigertail adalah tuturan yang amat personal tentang seseorang; yang dalam Tigertail adalah ayah sang sineas sendiri.

Alan Yang menghidupkan kembali setiap memori ayahnya, menjadikan penonton seakan ikut meneropong masa lampau Pin-Jui. Nuansa sendu yang mewarnai sepanjang film membuat kita ikut merasakan keterasingan yang dialami Pin-Jui ketika hidupnya menjadi semakin hampa.

Banyak peristiwa dalam Tigertail memuat detail yang begitu otentik dan tak akan pernah bisa terwujud jika film ini tak didasarkan dari sebuah cerita personal. Detail-detail inilah yang menjadikan Tigertail terasa dekat dan nyata.

Inovasi Alan Yang untuk merekam seluruh adegan di masa lalu Pin-Jui dengan kamera film 16mm juga menjadi pilihan kreatif yang berhasil menguatkan kesan kontrasnya perbandingan hidup Pin-Jui di masa tua dan mudanya.

Terakhir, film Tigertail juga memberi pengalaman menonton yang unik lewat penggunaan tiga bahasa dalam dialognya, yakni bahasa Taiwan, Inggris, dan Mandarin.

 

Kesimpulan

Tigertail adalah kronik brilian tentang seorang imigran dan harga mahal yang harus dibayar untuk sebuah impian. Setiap bagian Tigertail terasa otentik, jujur, dan nyata. Film ini mengemas refleksi personal dalam sebuah kisah menggugah yang relevan dengan realitas masa kini. Alan Yang mendedikasikan potensi kreatifnya secara maksimal dalam debut penyutradaraannya di Tigertail. Film ini mengukuhkan Yang sebagai sineas menjanjikan yang karya-karya mendatangnya patut diantisipasi.

Note: Gulir/scroll ke bawah untuk melihat rating penilaian film.

Loading...

Review Film Tigertail (2020) – Sorot Kehidupan Imigran dalam Film Debut Arahan Alan Yang
8.5Overall Score
Reader Rating 0 Votes
0.0