Ini adalah salah satu film yang menceritakan mengenai seorang ibu yang mencari anaknya yang hilang. Cerita ini memang terdengar sangat sering digunakan, baik untuk cerita yang berdasarkan kisah nyata seperti Lost Girl atau kisah fiktif seperti Bring Me Home, film Korea Selatan yang disutradarai oleh Kim Seung-woo dalam film pertamanya yang ia sutradarai.

Dengan menggunakan cerita itu, memang menjadi sebuah tantangan bagaimana film ini bisa memberikan sesuatu yang baru. Secara keseluruhan film ini memang, sayangnya, masih terjebak ke dalam klise “orang tua mencari anak” sehingga tidak ada yang benar-benar baru, namun apa yang membuat Bring Me Home menarik adalah bagaimana film ini mampu menyuntikkan genre thriller ke tengahnya.

Di tengah cerita ini ada Jung-yeon (Lee Young-ae), seorang suster dan seorang ibu yang di mana anaknya, Yoon-su, hilang enam tahun sebelumnya. Meski sudah bertahun-tahun hilang, ia bersama suaminya tetap gigih untuk mencari anak mereka. Film belum mencapai 20 menit, sebuah tragedi menimpa suaminya.

Loading...

Saat sedang berkendara, ia menerima sebuah SMS yang mengalihkan perhatian dari jalan dan menyebabkan sebuah kecelakaan yang merenggut nyawanya. Kematiannya yang mendadak mungkin memang ditujukan untuk membuat penonton syok, tetapi justru kejadian itu malah tidak menimbulkan reaksi emosional apa-apa dari saya dan mungkin itu karena betapa bentarnya waktu yang saya habiskan dengan karakter ini.

Tidak hanya itu, kematiannya juga tidak terlalu berpengaruh ke jalannya cerita. Mungkin memang bisa membuat perbedaan, tetapi Bring Me Home tidak terlalu memfokuskan kematian suaminya Jung-yeon sebagai sesuatu yang besar sehingga kematiannya berlalu begitu saja. Dan ini baru pada sekitar menit 16.

Setelah kematian suaminya, Jung-yeon menerima kabar bahwa seorang anak kecil yang memiliki ciri-ciri dengan Yoon-su di pemancingan yang terletak di sebuah pulau. Pemancingan ini dijalankan oleh mantan narapidana dan kriminal, di mana dua anak kecil bekerja seperti budak di tempat ini. Salah satu anak itu dipercaya sebagai Yoon-su, yang menghilang bertahun-tahun lamanya.

Setengah film memang berjalan seperti film drama misteri pada umumnya. Tidak ada yang benar-benar menonjol, tidak ada yang benar-benar bikin syok selain beberapa adegan yang memperlihatkan Min-su (anak yang dipercaya sebagai Yoon-su) mengalami kekerasan oleh orang yang memperkerjakannya. Bahkan ada beberapa adegan yang, meski tidak terang-terangan, memberi kesan kalau dia mengalami kekerasan seksual.

Beberapa adegan itu memang tidaklah nyaman untuk ditonton, dan itu memang berhasil menarik emosi saya ke dalam film. Namun setengah film berjalan dengan cukup lama dan sangat jarang ada sesuatu yang berhasil menarik perhatian saya dengan penuh. Drama misteri miliknya memang berjalan, tetapi kurang efektif.

Tetapi saat setengah film berjalan, saat Jung-yeon memulai menginvestigasi pemancingan itu, barulah genre thriller mulai memasuki film. Dan itu sangatlah menarik untuk dilihat, dan bahkan tidak jarang saya juga merasakan ketegangan saat mengikuti Jung-yeon yang dengan susah payah berusaha mencari tahu siapa itu Min-su karena ia selalu disembunyikan selama Jung-yeon berada di sekitar pemancingan itu.

Apa yang membuat bagian cerita film lebih menarik adalah fakta bahwa salah satu penghuni yang tinggal di pemancingan ini juga adalah seorang polisi, Sersan Hong (Yoo Jae-myung). Dia adalah seorang polisi yang korup dan tidak jarang saat lawan bicaranya tidak setuju dia akan, dengan keras, mengatakan “Saya seorang polisi.” Tentu keberadaannya membuat seluruh situasi untuk Jung-yeon semakin suit dan mencekam.

Dengan mayoritas waktu berlatar pada malam hari, thriller yang muncul di film menjadi lebih menengangkan dan bahkan menyongsong ke horror. Apalagi ditambah dengan sinematografi yang indah dan jernih oleh Lee Mo-gaeBring Me Home mampu menangkap keindahan sekaligus keseraman laut dan ombaknya yang ganas serta lebih menghidupkan thriller yang dimiliki film.

Lee Young-ae yang memerankan tokoh utamanya juga apa yang membuat Bring Me Home mengatasi masalah “klise” yang dideranya, di mana ia mampu memerankan seorang ibu yang emosional, penuh harapan, lelah hingga marah dan mengamuk, membuat energi yang ia hasilkan sungguh terasa selama film berjalan. Dengan dirinya, kita diajak untuk sama-sama ikut bersimpati dengannya dan selalu mendukung apa yang akan ia lakukan bahkan jika mencapai titik ekstrim.

Loading...

Review Film Bring Me Home (Korea, 2019) - Drama yang Klise dan Thriller yang Seru
7Overall Score
Reader Rating 2 Votes
8.1